Pada kesempatan kali
ini, penulis akan berbagi sebuah kisah yang cukup membuat anda penasaran.
Kisahnya tentang sebuah masjid peninggalan kerajaan islam buton. Masjid Agung Keraton Buton atau yang dikenal
juga dengan nama mesjid agung Wolio, terletak di pulau buton provinsi sulawesi
tenggara. Bila melihat sekilas, masjid ini tampak biasa saja. Dengan
bentuk persegi panjang, masjid tertua di Sulawesi Tenggara ini memiliki
arsitektur yang sederhana. Tidak seperti Masjid Istiqlal di Jakarta atau Masjid
Dian Al Mahri (Kubah Emas) yang memiliki bentuk bangunan yang megah.
Sekilas
Tentang Sejarah Masjid
Masjid Agung Buton juga dikenal sebagai Masjid
Agung Wolio Buton merupakan
peninggalan Kerajaan Islam Buton. Didirikan pada tahun 1538 atau 948 H di
dalam lingkungan Benteng Keraton Buton dengan nama pertama Masigi
Ogena Wolio pada
masa pemerintahan Sultan Buton ke-5 Raja Mulae.
Namun tidak lama berselang setelah dibangun, masjid ini terbakar akibat
perang saudara yang terjadi di Kesultanan Buton dalam perebutan kekuasaan.
Masjid kembali dibangun lagi pada tahun 1712 M dengan lokasi yang tidak begitu
jauh dari tempat semula. Sejarah pembangunan kembali Masjid Buton menjadi
tonggak perdamaian dalam perang saudara di Kesultanan Buton. Baru di
tahun 1930, di masa Sultan Hamidi (sultan ke-37),
masjid ini untuk kali pertama direnovasi. Struktur asli bangunan tetap
dipertahankan dan hanya mengganti sebagian rangka kayu, karena sudah lapuk
dimakan usia. Sedangkan atap yang semula menggunakan atap rumbia diganti dengan
seng.
Masjid tertua di Sulawesi Tenggara ini memiliki arsitektur yang
sederhana. Ciri Arsitektur Masjid Agung Buton ini mengandung dua makna yakni
bagian ruang utama dan atap terdiri dari dua tingkat sebagai gambaran dua alam
yaitu alam Sanghir (dunia) dan Alam kabir (akhirat) dan dinding masjid yang
terbuat dari tembok permanent, sebagai benteng ketaqwaan dan keimanan.
Masjid dengan bukuran 20 x 20 Meter ini sampai sekarang tetap digunakan
sebagai tempat beribadah dan memiliki 12 pintu di keempat sisinya dan 12
jendela di bagian atas. Maksud dari jumlah pintu dan jendela tersebut
adalah menyesuaikan dengan jumlah pintu pada Benteng Wolio yang juga berjumlah 12. Dari 12
pintu itu salah satu di antaranya berfungsi sebagai pintu utama. Pada
bagian depan Masjid Agung Buton, atau tepatnya sebelah timur dari sisi masjid,
terdapat serambi terbuka. Sementara itu, di dalam masjid terdapat sebuah mihrab
dan mimbar yang terletak secara berdampingan. Keduanya terbuat dari batu bata
yang di bagian atasnya terdapat hiasan dari kayu berukir corak tumbuh-tumbuhan
yang mirip dengan ukiran Arab
Sebuah lampu antik yang terbuat dari perunggu bercabang tiga yang
digantung tepat di tengah ruangan masjid ini. Pada tiap-tiap cabang lampu
gantung tersebut, tersedia tiga tempat untuk bola lampu. Konon, lampu-lampu
dengan model itu hanya terdapat di tiga tempat di Indonesia, dua lagi terdapat di
dalam Istana Negara Jakarta dan Keraton Yogyakarta.
“Lubang
Yang Menuju Mekah”
Di dalam Masjid Agung Buton ini terdapat pusena (pusatnya bumi) yang
konon kisahnya sering terdengar suara azan dari Mekkah, Arab Saudi. Pusena ini
berbentuk lubang yang berada tepat di belakang Mihrab. Masyarakat sekitar
mempercayai kalau bekas kompleks Kesultanan Buton ini berada di atas pusat
bumi. Lubang yang berada di dalam masjid ini pun dipercayai mereka sebagai gua
bawah tanah yang bisa langsung “Menuju ke Mekkah”. Selain,
dianggap sebagai “Pintu Mekkah”, lubang tersebut juga memiliki mitos lainnya.
Konon, bila melongok ke dalam lubang pusena, Anda bisa melhat orang tua atau
kerabat yang sudah lebih dahulu menghadap Sang Khalik.
Namun lubang yang dipercaya sebagai pusat bumi itu tak lain merupakan
sebuah terowongan vertikal berukuran 2 x 2 m dan memiliki jalan tembus di
kawasan pantai Buton. Gua tersebut sudah tidak dibuka lagi karena khawatir
sudah rapuh. Ketika masa penjajahan Belanda jika ada penyerangan ke kota, warga
menyelamatkan diri ke dalam Masjid Agung Buton dan lari keluar melalui lorong
rahasia tersebut. Karena banyak yang tidak tahu kemana perginya orang yang
memasuki terowongan tersebut, maka keluarlah mitos bahwa lubang di masjid itu
merupakan titik pusat bumi yang bisa membuat orang hilang atau menghilang.
Sumber :http://travel.detik.com/read/2012/07/23/092550/1971937/1383/masjid-dengan-kisah-lubang-yang-menuju-mekkah
Inımukjizat allah dengan segala rahasınya
ReplyDelete